e Aksara pasca Majapahit Setelah naman Majapahit yang menurut sejarah kira-kira mulai tahun 1479 sampai akhir abad 16 atau awal abad 17 M, merupakan masa kelam sejarah aksara Jawa. Karena setelah itu sampai awal abad ke-17 M, hampir tidak ditemukan bukti penulisan penggunaan aksara jawa, tiba-tiba bentuk aksara Jawa menjadi bentuk yang modern.ilustrasi googleJurnalMalang - Hanacara atau Hanacaraka adalah sebutan untuk sejumlah aksara serumpun yang terutama digunakan di pulau Jawa dan Bali. Pada masa tertentu, alfabet ini juga digunakan untuk merujuk pada aksara sejenis yang pernah digunakan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat, masyarakat Madura, dan masyarakat Sasak di Hanacaraka bukanlah alfabet kuno. Masih ada alfabet yang jauh lebih lampau dan terdokumentasikan dengan baik melalui sejumlah situs. Arkeolog dan sejarahwan Nusantara, Dwi Cahyono menjelaskannya secara detail."Hanacaraka bukan aksara Jawa yang terawal. Ajisaka yang "dilegendakan sebagai kreator" abjad Hanacara dengan demikian bukan tokoh yang pertama mengenalkan aksara di Jawa," ungkap Dwi Cahyono yang juga akademisi di Malang ini melakui akunnya sept/2021.Jauh sebelumnya, telah tumbuh dan berkembang Aksara Jawa yang lebih awal. Terdapat Aksara Jawa Kuna, telah hadir paling tidak sejak medio abad VIII M. Aksara ini merupakan perkembangan evolusioner dari aksara asal India Selatan, yakni Pallawa, yang telah ada di Nusantara semenjak medio abad IV M. dalam prasasti Yupa dan abad V M dalam prasasti era Tarumanagara. "Hanacarakan dan sejumlah aksara Nusantara lainnya secara paleografis berdasarkan bentuk aksaranya sebagai hasil perkembangan secara evolusioner dari aksara Pallawa. Hanacaraka hanyalah "Aksara Jawa Baru", yang baru hadir pada abad XVI M di "era pembaharuan budaya Jawa" pada masa pemerintahan Sultan Agung," lanjut perempat milenium sebelumnya medio abad VIII M, manusia Jawa telah mempunyai aksara, yakni aksara Jawa Kuna. Tradisi literal di Jawa dengan demikian bukanlah baru hadir pada abav XVI M lewat Hanacaraka, melainkan jauh lebih awal lagi, yakni pada medio abad VIII M melalui aksara Jawa Kuna. Mithos "Agastya di Nusantara" adalah narasi arkais yang mengawali legenda Ajisaka di dalam hal keberadaan aksara atau literalisasi peradaban Jawa."Kendati demikian, aksara "Hanacara" memberi kontribusi pada peradaban Jawa dalam "Masa Jawa Baru". Hanacara adalah hasil pembaharuan keaksaraan di Jawa yang amat penting, walau bukan aksara Jawa yang tertua. Nuwun." Pungkas peneliti yang akrab dengan para arkeolog Jerman maupun Belanda ini. **
4 memahami isi pokok dan pembelajaran dalam Teks 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, piwulang Serat Tripama pupuh Dhandhanggula. peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa Materi Inti Pembelajaran melalui teks Serat Tripama.
Ilustrasi Menulis Tulisan Hanacaraka. Sumber Thought Catalog/ merupakan sebutan lain dari tulisan aksara yang berkembang di Tanah Jawa dan Sekitarnya. Salah satu legenda yang berkembang di Indonesia mengungkapkan bahwa aksara Hanacaraka muncul atau diciptakan oleh penguasa Kerajaan Medang Kamulan bernama Aji Saka. Namun, asal usul Hanacaraka dapat berbeda-beda di setiap daerah sebab legenda serta cerita rakyat Indonesia sangatlah kaya. Walaupun kali ini kita tidak membahas mengenai asal usul tulisan Hanacaraka secara terperinci, kita akan tetap berusaha memahami Hanacaraka dengan ulasan tentang macam-macam tulisan Hanacaraka Jawa. Yuk, kita simak bersama!Tulisan Hanacaraka JawaTulisan Hanacaraka Jawa atau Aksara Jawa memiliki 20 huruf dasar. Javaholic Genk Kobra Community 2015 2 dalam âGaul Aksara Jawaâ menjelaskan bahwa Aksara Jawa merupakan turunan dari aksara Brahmi dan Pallawa yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sansekerta yang kala itu menjadi bahasa internasional di Kawasan dengan alfabet atau abjad dalam Bahasa Indonesia, Aksara Jawa memiliki 20 huruf dasar atau Pasangan dan 20 Sandhangan. Adapun contoh Tulisan Hanacaraka atau Aksara Jawa tersebut, yaitu sebagai Na Ca Ra KaDa Ta Sa Wa LaPa Dha Ja Ya NyaMa Ga Ba Ta NgaPasangan. Sumber Sumber u, ĂŠ, o, e, r, h, nga, paten, koma, titik, ra, re, la, wa, ya, le, le, pada pangkat, dan pada unik dan indah ya, tulisan Hanacaraka Jawa? Kalau kata anak kekinian sih, aesthetic, hihihi! Bagi sebagian orang yang baru pertama kali melihat tulisan aksara tentu kebingungan untuk menggunakannya. Cara termudah untuk menggunakan Aksara Jawa, yaituTulis kata yang ingin dibuatkan suku kata dari kata huruf konsonan kata tersebut pada Pasangan Aksara JawaGunakan Sandhangan sebagai bunyi dan tanda itu, Anda juga bisa belajar menulis aksara Jawa dengan menyaksikan video berikut belajar tulisan Hanacaraka. Satu langkah baik untuk melestarikan budaya kita, sungguh berarti. AA
TranslateAksara Jawa Hanacaraka, Cara Mudah Menulis Aksara Jawa di Microsoft Word Jumat, 10 Januari 2020 Tambah Komentar Edit Translate aksara Jawa Hanacaraka adalah alat yang dapat membantu dan mempermudah Anda yang sedang belajar atau ingin menulis aksara Jawa secara digital melalui program Microsoft Word di komputer
Aksara Jawa Hanacaraka â Bagi masyarakat Jawa, mungkin sudah tidak asing lagi dengan aksara Jawa. Terlebih aksara Jawa masuk dalam kurikulum pembelajaran. Tentu masyarakat Suku Jawa sudah mengenal sejak di bangku sekolah dasar dan menengah. Sesuai dengan namanya, aksara Jawa merupakan jenis tulisan yang berasal dari daerah Jawa. Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi aksara ini juga digunakan menukis bahasa daerah lain, seperti Sunda, Madura, Sasak dan Melayu. Hal ini menunjukkan bahwa aksara Jawa Hanacara banyak mengalami perkembangan, sehingga juga dikenal di daerah lain. Pada bangku sekolah, bab yang paling awal diajarkan adalah dasar dari aksara itu sendiri atau aksara carakan. Baru selanjutnya, dipelajari pelengkap-pelengkapnya. Untuk mempersingkat waktu, berikut pembahasan lengkapnya. Latar Belakang Aksara Jawa Sejarah Aksara JawaArti dan Makna Huruf HanacarakaPenulisan Aksara Jawa HanacarakaContoh Aksara JawaAtribut Pelengkap Aksara Jawa Aksara Wilangan Aksara Rekan Aksara MurdaAksara Swara Pasangan Aksara JawaSandangan Aksara JawaTanda Baca Aksara JawaAksara Jawa Hanacaraka Font Latar Belakang Aksara Jawa Jika dikupas lebih dalam, aksara Jawa merupakan turunan aksara Brahmi dari India melalui perantara aksara Kawi yang berkerabat dekat dengan aksara Bali. Nama lain dari aksara Jawa adalah aksara hanacaraka / aksara carakan / aksara Dentawyanjana / huruf Pollawa. Aksara hanacara yaiku jeneng sing dijupuk saka limang aksara wiwitane yaiku Ha, Na, Ca, Ra lan Ka. Tulisan Hanacaraka berasal dari deret pertama pada aksara carakan yaitu Ha, Na, Ca, Ra dan Ka. Masyarakat Jawa sendiri menggunakan aksara hanacaraka sejak pertengahan abad ke 15 hingga abad 20, sebelum keberadaannya digantikan huruf latin. Hal ini dapat kita lihat pada tulisan akasara yang dimuat dalam katalog, sampul majalah, halaman pembuka buku, koran, majalah, iklan, dokumen penting dan uang kertas pada zaman dahulu. Sejarah akasara Jawa sangat mudah ditelusuri, sebab banyak sekali peninggalan sejarah dengan tulisan aksara Jawa. Asal usul aksara Jawa adalah aksara Brahmi dari India yang berkembang menjadi aksara Pallawa di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kemudian aksara Pallawa berkembang menjadi aksara kawi yang sering digunakan selama masa Hindu Budha. Seiring berjalannya waktu, aksara Kawi yang digunakan di Indonesia diadopsi masyarakat Jawa menjadi aksara Jawa yang kita kenal sekarang. Berikut periode tahun dari sejarah aksara Jawa Periode Keterangan Abad 6 â 8 Masehi Aksara Brahmi dari India berkembang menjadi Aksara Pallawa di Asia Selatan dan Tenggara. Abad 8 â 15 Masehi Aksara Pallawa berkembang menjadi aksara Kawi, digunakan masa Hindu Budha Indonesia. Abad Ke 14 â 15 Karena pengaruh Islam, Aksara Jawa muncul dari adopsi aksara Kawi. Abad Ke 15 â awal abad ke 20 Aksara Jawa digunakan dalam kehidupan sehari-hari Itulah beberapa sejarah panjang aksara Jawa yang ada di Indonesia. Jika dilihat kembali tidak heran jenis aksara ini terlihat mirip dengan jenis aksara daerah lain seperti aksara Thailand. Sejarah aksara Jawa diatas merupakan sejarah yang nyata. Dikatakan demikian karena ada beberapa soal yang menanyakan aksara Jawa, namun yang dimaksud adalah sejarah dari cerita legenda Aji Saka. Aji Saka merupakan seorang Raja yang diceritakan membawa peradapan ke Pulau Jawa. Dalam ceritanya, Raja tersebut yang dikatakan sebagai orang yang mengenalkan aksara Jawa. Sejarah aksara Jawa versi legenda Aji Saka sendiri cukup panjang, kamu dapat mengikuti pada artikel selanjutnya. Arti dan Makna Huruf Hanacaraka Hanacaraka dalam aksara Jawa ternyata memiliki makna dan arti tersendiri. Dengan kata lain, huruf-huruf tersebut tidak dibuat dengan sembarangan, melainkan ada filosofinya. Berikut arti hanacaraka dalam aksara Jawa Ha Hanja mmwening suci artinya adanya hidup adalah kehendang yang Maha Suci. Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candra artinya pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Ilahi. Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi artinya arah dan tujuan yang maha Esa. Ra Rasaingsun handulusih artinya rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani. Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana artinya hasrat diarahkan untuk kesejahteraan alam. Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan artinya menerima hidup apa adanya Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa artinya mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup Sa Sifat ingsun handulu sifatullah artinya membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan Wa Wujud hana tan kena kinira artinya ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas. La Lir handaya paseban jati artinya mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi Pa Papan kang tanpa kiblat artinya Hakekat Allah yang ada di segala arah. Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane artinya Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar. Ja Jumbuhing kawula lan Gusti artinya Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya. Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi artinya yakin atas titah/kodrat Illahi. Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki artinya memahami kodrat kehidupan. Ma Madep mantep manembah maring Ilahi artinya yakin/mantap dalam menyembah Ilahi. Ga Guru sejati sing muruki artinya belajar pada guru nurani. Ba Bayu sejati kang andalani artinya menyelaraskan diri pada gerak alam. Tha Tukul saka niat artinya sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan. Nga Ngracut busananing manungso artinya melepaskan egoisme pribadi manusia. Penulisan Aksara Jawa Hanacaraka Dalam penulisan aksara Jawa, huruf yang paling dasar adalah huruf hanacaraka. Jika diperhatikan, untuk belajar aksara Jawa mungkin berbeda dengan belajar aksara latin ABC. Jadi, kamu harus membiasakan diri. Jumlah aksara Jawa carakan ada 20 huruf. Penulisannya dimulai dari kiri ke kanan. Setiap konsonan melambangkan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ atau /É/. Memang secara tradisional dalam penulisan aksara Jawa tidak menggunakan spasi. Namun, umumnya dapat menambah tanda baca yang bersifat dekoratif. Berikut huruf hanacaraka tulisan Jawa Dengan menggunakan aksara dasar aatau aksara Jawa carajan ini, sebenarnya kita telah menulis beberapa kata sederhana dengan vokal âaâ. Contoh Aksara Jawa Huruf carakan tanpa tambahan sudah dapat digunakan menulis beberapa kata sederhana. Berikut beberapa contoh tulisan aksara Jawa ꌎęŚęŚ = Walaka ꌲꌧâꌲꌧ = Aba-aba ęŚŽęŚ = Waja ęŚ˛ęŚ = Hala ꌹęŚęŚ = Sakatha ꌲꌤ = Hana ꌹęŚęŚęŚ = Sakakala ęŚ¤ęŚŽęŚ = Nawala ꌹęŚęڤ = Sadhana ęŚ˘ęŚŽęŚ = Dawata ęŚąęŚ = Sadha ꌢꌪâꌢꌪ = Daya-daya ꌹꌢꌪ = Sadaya ęŚ ęŚ˛ = Taha ꌹꌢꌍ = Sadara ęŚ ęŚęŚ = Talaga ꌹꌢꌤ = Sadana ęŚ ęŚŠ = Tama ęŚ ęŚŤ = Tara ęŚ ęŚ ęŚ§ęŚą = Tata Basa ęŚ ęŚ ęŚęŚŤ = Tata Cara ꌹꌢ = Sada ꌢꌹ = Dasa ęŚ¤ęŚ = Nala ꌤꌤ = Nana ꌲꌍ = Hara Atribut Pelengkap Aksara Jawa Pada perkembangannya aksara Jawa atau aksara carakan belum bisa memenuhi kebutuhan dalam penulisan ukara Jawa. Untuk itu, maka dibuat atribut-atribut sebagai pelengkap dalam penulisan aksara Jawa, Berikut beberapa atribut penulisan ukara Jawa Aksara Wilangan Aksara wilangan merupakan jenis aksara Jawa yang digunakan untuk menuliskan angka Jawa. Jumlah aksara wilangan atau aksara angka ada 10 macam, dimulai dari angka 0-9. Aksara Rekan Aksara rekan merupakan aksara Jawa yang digunakan untuk menulis kata serapan bahasa asing, terutama bahasa Arab. Aksara Murda Aksara murda merupakan bentuk kapital dalam aksara Jawa, yang berfungsi sebagai penghormatan. Sama halnya dalam Bahasa Indonesia, huruf kapital untuk menulis nama orang, kota, jabatan dst, begitupulah dalam bahasa Jawa. Namun, tidak semua aksara Jawa carakan memiliki cersi murdanya, setidaknya ada 8 huruf yang semuanya memiliki pasangan. Aksara Swara Aksara swara merupakan jenis aksara Jawa yang digunakan untuk menulis huruf vokal dalam bahasa serapan. Pasangan Aksara Jawa Pasangan dalam aksara Jawa berfungsi untuk mematikan konsonan dan menujukan konsonan selanjutnya. Setiap aksara Jawa carakan memiliki pasangan. Berikut pasangan aksara Jawa Sandangan Aksara Jawa Dalam aksara Jawa, sandhangan digunakan untuk memberi efek suara. Macam macam sandhangan aksara Jawa dibedakan menjadi tiga, yaitu Sandhangan Swara Sandhangan Wyanjana Sandhangan Panyigeg Tanda Baca Aksara Jawa Bentuk tanda baca dalam aksara Jawa terdiri dari beberapa jenis. Sebagian ada yang memiliki fungsi sama dengan huruf latin, dan sebagian hanya digunakan sebagai dekorasi dalam ukara aksara Jawa. Aksara Jawa Hanacaraka Font Seiring dengan perkembangan teknologi, kamu dapat dengan mudah untuk menulis akasara Jawa sesuai keperluan. Untuk menulis font hanacaraka di komputer, kamu dapat langsung membuka situs Situs ini dapat menyediakan penulisan aksara Jawa secara langsung tanpa mengunduh terlebih dahulu. Selain untuk membuat tulisan aksara Jawa, situs ini juga dapat digunakan translate aksara Jawa. Sedangkan untuk menulis aksara hanacaraka di android, kamu bisa download aplikasi Nulis Aksara Jawa. Nulis aksara Jawa adalah aplikasi belajar untuk para siswa dengan mengubah tulisan latin menjadi tulisan hanacaraka atau sebaliknya. Dengan menggunakan aplikasi ini, kamu dapat lebih mudah belajar menulis aksara Jawa. Beberapa fitur yang ditawarkan aplikasi tersebut dapat menyimpan tulisan sebagai gambar dan otomatis menyalinnya. Jadi lebih mudah untuk membagi ke teman kamu. Demikianlah ulasan singkat mengenai aksara hanacaraka. Terimakasih sudah berkunjung ke website kita, semoga menambah wawasan dan semoga bermanfaat.
05Muncule Aksara Anyar Hanacaraka Sawi sĂŠ jaman MĂĽjĂĽpait, muncĂşl jaman Islam lan uga jaman KolonialismĂŞ KulĂłn ing Tanah Jawa. Ing jaman iki banjĂşr muncĂşl naskah-naskah manuskrip kapisan sĂng wĂs nganggo aksĂĽrĂĽ HĂĽnĂĽcĂĽrĂĽkĂĽ Anyar.
Ilustrasi Huruf Jawa Hanacaraka, sumber gambar Jawa Hanacaraka merupakan aksara yang berkembang di tanah Jawa dan dulunya dimanfaatkan untuk menulis Jawa adalah salah satu jenis aksara turunan Brahmi di Indonesia. Sejarah dari aksara ini bisa ditelusuri karena banyaknya peninggalan tertulis maupun dalam bentuk benda. Hal ini memungkinkan adanya penelitian epigrafis yang lebih Huruf Jawa HanacarakaMengutip buku Aji Saka Asal Mula Aksara Jawa 2015, aksara Hanacaraka diciptakan oleh Aji Saka yang merupakan penguasa Kerajaan Medang Kamulan. Aji Saka memiliki dua abdi setia bernama Dora dan Huruf Jawa Hanacaraka, sumber gambar ketika, Aji Saka memerintah Dora untuk menemui Sembada dan membawakan pusakanya. Kemudian, Dara mendatangi Sembada dan menyampaikan perintah Sembada menolak karena menurut perintah Aji Saka sebelumnya, tidak ada yang boleh membawa pusaka tersebut selain Aji Saka ini menyebabkan dua abdi Aji Saka saling curiga bahwa masing-masing memiliki maksud untuk mencuri pusaka dan Dora akhirnya bertarung sampai tidak ada yang bernyawa. Saat Aji Saka menyusul, ia mendapati kedua abdinya meninggal karena depan jasad dua abdinya tersebut, Aji Saka membuat puisi yang kemudian dikenal sebagai Hanacaraka atau aksara sejarah, aksara Jawa ditulis dalam berbagai bentuk mulai dari batu hingga lempengan logam. Aksara Jawa mulai ditulis di atas kertas pada abad ini berhubungan dengan penyebaran ajaran Islam yang budaya tulisnya didukung dengan penggunaan kertas dan format buku kodeks. Dari sini, aksara Jawa Kawi mulai berubah ke arah yang lebih modern. Pada abad ke-15, aksara Jawa digunakan oleh masyarakat Jawa untuk penulisan Jawa terdiri dari 20 huruf dasar yang membentuk suatu puisi empat bait, contoh tersebut yaitu sebagai berikutDalam aksara Jawa juga terdapat 20 huruf pasangan yang fungsinya menutup bunyi vokal. Huruf tersebut terdiri dari 8 huruf utama aksara murda, ada yang tidak berpasangan, 8 pasangan huruf utama, dan 5 aksara swara huruf vokal depan.Itulah pembayaran tentang sejarah huruf Jawa Hanacaraka yang penting diketahui. Hingga kini, aksara Jawa masih terus dipelajari untuk melestarikannya agar tidak punah.KepalaSekolah Guru Mata Pelajaran f Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Satuan Pelajaran : SMA/SMK Kelas : XII Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran A. Kompetensi Inti: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2.Ilustrasi aksara hanacaraka. Foto. dok. Aaron Burden hanacaraka salah satu aksara tradisional Indonesia yang banyak digunakan oleh masyarakat Jawa. Bagi Anda yang ingin mengetahui apa itu aksara hanacaraka lengkap dengan penggunaannya, inilah ulasan lengkap mengenai aksara hanacaraka dalam kebudayaan Hanacaraka dalam Kebudayaan Jawa di IndonesiaIndonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya yang melimpah. Hal ini dapat kita ketahui dari berbagai bidang, mulai dari bahasa, kebudayaan hingga aksara tradisional. Salah satu aksara tradisional yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah aksara Jawa yang juga disebut dengan aksara hanacaraka ini merupakan suatu bentuk warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Sebagaimana disebutkan dalam buku berjudul Mengenal Aksara Jawa dengan Metode AMBAR yang disusun oleh Estu Pitarto 2018 3 bahwa Aksara Jawa merupakan budaya warisan leluhur yang patut menuliskan aksara hanacaraka. Foto. dok. lilartsy buku tersebut juga dijelaskan bahwa aksara Jawa juga dikenal sebagai salah satu budaya daerah yang juga ikut menjadi bagian dari kebudayaan nasional sebagai aset bangsa yang tak ternilai. Aksara Jawa ini memiliki ciri khas khusus yang membedakannya dengan jenis aksara ciri khas aksara Jawa atau aksara hanacaraka ini dituliskan dalam buku berjudul Aksara-aksara di Nusantara Seri Ensiklopedia yang disusun oleh Ridwan Maulana 202084 bahwa Aksara Jawa ditulis tidak berspasi sehingga kata demi kata bersambung terus scriptio continua.Sebab aksara hanacaraka termasuk ke dalam salah satu aksara tradisional, penggunaan aksara hanacaraka ini dapat ditemukan dalam berbagai dokumen sejarah, termasuk kitab-kitab penting yang digunakan masyarakat Jawa pada penulisan aksara hanacaraka. Foto. dok. Yannick Pulver dalam buku Multikulturalisme Dalam Pandangan Ulama Nusantara yang disusun oleh Abdul Khobir, âMuhamad Jaeni, âAbdul Basith 2019 120 dengan memperhatikan data mengenai penulisan kitab karya ulama nusantara, hampir sebagian besar kitab-kitab tersebut ditulis dengan aksara Arab, sekalipun masih ditemukan penulisan kitab dengan menggunakan aksara Jawa atau aksara aksara hanacaraka dalam kebudayaan dan masyarakat Jawa yang dijelaskan di atas untuk menambah wawasan yang bermanfaat khususnya tentang kebudayaan di Indonesia. DAPKORANBERNASID, YOGYAKARTA -- Sebagai gerakan melestarikan dan memasifkan penggunaan aksara Jawa, Komunitas Kampung Aksara Pacibita, Piyungan Bantul mengadakan kompetisi aksara Jawa. Lomba ini terbuka bagi pelajar mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah
Aksara Hanacaraka kagolong aksara jenis abugida utawa hibridha antara aksara silabik lan aksara alfabet. Aksara silabik iki tegese yen saben aksara uga nyandhang sawijining swara. Hanacaraka kalebu kulawarga aksara Brahmi sing asale saka Tanah Hindhustan. Yen bentuke, aksara Hanacaraka wis ana kaya saiki wiwit kurang luwih abadkaping 17. Aksara Hanacaraka iki jenenge dijupuk saka limang aksara wiwitane yaiku âhana carakaâ. Urutan dhasar aksara Jawa nglegena iki cacahe ana rongpuluh lan nglambangake kabeh fonem basa Jawa. Urutan aksara iki kaya mengkene ÂâHana carakaâ tegese âAna utusanâ ÂâData sawalaâ tegese âPadha regejeganâ ÂâPadha jayanyaâ tegese âPadha digjayaneâ ÂâMaga bathangaâ tegese âPadha dadi bathangâ. Urutan ukara iki digawe miturut legendha yen aksara Jawa iku diasta dening AjiSaka saka Tanah Hindhustan menyang Tanah Jawa. Banjur Aji Saka ngarang urutan aksara kaya mengkene kanggo mengeti rong panakawane sing setya nganti pati Dora lan Sembada. Lorone mati amerga ora bisa mbuktekake dhawuhe sang ratu. Mula Aji Saka banjur nyiptakake aksara Hanacaraka supaya bisa kanggo nulis layang. ÂSajarah aksara Jawa Hanacaraka Pallawa Aksara Pallawa iku asale saka India sisih kidul. Jenis aksara iki digunakake ing kiwa-tengene abadkaping 4 lan abadkaping 5. Bukti kapisan panganggonan jenis aksara iki ing Nuswantara ditemokake ing pulo Kalimantan sisih wetan ing cedhak tlatah sing saiki diarani Kutai. Banjur aksara iki uga digunakake ing puloJawa ing tlatah Sundha ing prasastine Tarumanegara sing katulis ing kiwa-tengene taun 450. Ing Tanah Jawa dhewe aksara iki kagunakake ing PrasastiTukMas lan PrasastiCanggal. Aksara Pallawa iki bisa dianggep baboning kabeh aksara ing Nuswantara, kalebu aksara Hanacaraka. Yen dideleng aksara Pallawa iki rupane makothak-kothak. Ing basa Inggris prekara iki diarani nganggo ukara box head utawa square head-mark. Banjur meh kabeh aksara tinulis nganggo apa sing kasebut mawa istilah serif. Serif-e tinulis ing sisih kiwa. Senadyan aksara Pallawa wis ditepangi ing Nuswantara wiwit abadkaping 4, nanging basa Nuswantara asli durung ana sing katulis ing aksara iki. Kawi Wiwitan Prabedan antara aksara Kawi Wiwitan karo aksara Pallawa iku utamane gayane. Aksara Pallawa iku ketara yen sawijining aksara monumental sing kanggo nulis ing watu. Aksara Kawi Wiwitan katone utamane aksara sing kanggo nulis ing rontal lan mulane bentuke dadi luwih kursif. Aksara Kawi Wiwitan digunakake watara taun 750 nganti 925. Prasasti-prasasti sing katulis ing aksara Kawi Wiwitan cacahe akeh, kurang luwih 1/3 sapratelon saka kabeh prasasti sing ditemokake ing pulo Jawa. Ing Tanah Jawa, aksara iki paling tuwa ditemokake ing PrasastiPlumpungan cedhak Salatiga sing kurang luwih ditulis ing taun 750. Prasasti iki isih ditulis ing basa Sangskerta. Kawi Pungkasan Kira-kira sawise taun 925, pusat kakuwasan ing pulo Jawa dadi pindhah ing Jawa Wetan. Pangalihan kakuwasan iki uga katon pangaruhe ing jenising aksara sing kanggo. Mangsa aksara Kawi Pungkasan iki kira-kira saka taun 925 nganti 1250. Sajatine aksara Kawi Pungkasan ora beda akeh ing wujude karo aksara Kawi Wiwitan, namung gayane wae sing dadi rada seje. Ing sisi liya, gaya aksara sing kanggo ing Jawa Wetan sadurunge taun 925 uga wis beda karo gaya ing Jawa Tengah. Dadi katone prabedan iki ora namung prabedan ing wektu wae nanging uga ing papan. Ing mangsa iki bisa dibedakake papat gaya aksara sing beda-beda Kawi Jawa Wetanan saka taun 910 â 950; Kawi Jawa Wetanan saka jaman prabu Airlangga 1019 â 1042; Kawi Jawa Wetanan Kedhiri kurang luwih 1100 â 1220; 4. Aksara tegak quadrate script isih saka mangsa Kedhiri 1050-1220. Majapait Ing sajarah Nuswantara mangsa antara taun 1250 â 1450 iki ditandhani karo dhominansi Majapait ing Jawa Wetan. Aksara Majapait iki uga nuduhake pangaruh saka gaya panulisan ing rontal lan rupane endhah. Gayane semu kaligrafis. Gaya panulisan aksara gaya Majapait iki wis nyedhaki gaya modhern. Sawise jaman Majapait sing miturut tradhisi Jawa negara binedhah ing taun 1478 candrasangkalane sirna ilang kretaning bumi nganti pungkasan abadkaping 16 utawa awal abadkaping 17, kanggo sajarah aksara Jawa bisa diarani âjaman petengâ. Amerga sawise iku nganti awal kaping 17 meh ora ditemokake bukti panulisan. Ujug-ujug bentuk aksara Jawa dadi bentuke sing modhern. Pasca-Majapait utawa Hanacaraka Sawise jaman Majapait, muncul jaman Islam lan uga jaman Kolonialisme Kulon ing Tanah Jawa. Ing jaman iki banjur muncul naskah-naskah manuskrip kapisan sing wis nganggo aksara Hanacaraka Anyar. Naskah-naskah iki ora namung katulis ing godhong palem rontal utawa nipah maneh, nanging uga ing dluwang utawa kertas lan awujud buku utawa codex âkodheksâ. Naskah-naskah iki ditemokake ing tlatah pasisir lor Jawa lan padha digawani menyang Eropah ing abad kaping 16 utawa 17. Bentuke aksara Hanacaraka Anyar iki wis beda karo aksara sadurunge kayata aksara Majapaitan. Prabedan utama iku anane serif tambahan ing aksara Hanacaraka Anyaran. Aksara-aksara Hanacaraka awal iki bentuke memper kabeh saka Banten ing sisih kulon nganti tekan Bali. Nanging banjur akire pirang-pirang tlatah ora nganggo aksara Hanacaraka lan pindhah nganggo Pegon lan aksara Hanacaraka gaya Surakartan sing dadi baku. Nanging saka kabeh aksara iku, aksara Bali sing bentuke tetep padha nganti ing abadkaping 20.
Mediumpanulisane nganggo aksara Latin lan dudu aksara Jawa hanacaraka utawa Palawa Basa ekspresine basa Jawa moderen Jawa krama utawa ngoko, lan tinarbuka marang lumebune kosakata basa Indonesia lan asing. Ya Ki Padmasusastra iki kagolong tokoh intelek ing babagan penggajaran basa Jawa dhek taun 1900-an. Krana kewasisane,
Kabar baik bagi penggemar aksara Jawa Hanacaraka ! Microsoft sudah mendukung aksara Hanacaraka ini mulai dari Windows 10, dan Microsoft Office mulai versi 2016 versi atau yang lebih baru dan Office 365. Aksara Hanacaraka ini sudah dalam bentuk UNICODE, dan bisa ditampilkan dengan baik di seluruh aplikasi/software yang mendukung UNICODE UA980. Pengetikan aksara Hanacaraka ini hanya bisa dilakukan melalui keyboard yang sesuai built in di Windows 10, atau melalui aplikasi tambahan. Untuk menuliskan aksara Hanacaraka ini di Windows 10 maka lakukan langkah-langkah berikut 1. Pastikan bahwa Anda menggunakan Windows 10 versi terakhir Lakukan update, caranya update Kemudian pilih check for update, dan install 2. Pastikan bahwa Anda menggunakan Office 2016 versi terakhir Lakukan Windows Keyword Kemudian pilih "file" lalu "account" Di atas terlihat bahwa Office yang saya gunakan adalah versi Jadi ini adalah versi yang benar. Jika Anda menggunakan versi yang lebih lama, silahkan update dahulu sebelum melangkah maju. Perhatian Sampai saat tulisan ini dibuat Word dari Office di Mac tidak mendukung aksara Jawa Hanacaraka karena sistem operasi Mac OS X memang sampai saat ini belum mendukung aksara ini. 3. Pastikan Komputer Anda di Region Indonesia Lakukan Windows Key region Pilih "Region and Language Setting" Pilih INDONESIA 4. Pastikan font Javanese Text ada di Komputer Anda Lakukan Windows Key fonts Search "javanese" , nanti akan muncul pilihan "javanese text regular" , silahkan pilih. Jika warna icon abu-abu , artinya font ini masih tersembunyi. Pilih opsi "show" 5. Tambahkan Keyboard Bahasa Jawa Lakukan Windows Key language Lalu pilih "add a language" , dan search "javanese" PENULISAN AKSARA JAWA HANACARAKA Setelah kedua langkah di atas diikuti, maka sekarang kita bisa menulis aksara jawa secara mudah. Perhatian Microsoft Office baru mendukung aksara Hanacaraka ini dengan sempurna di Office 2016 versi atau yang lebih baru dan Office 365. Microsoft Office versi yang lebih lama akan salah menampilkan aksara Hanacaraka. Jika Anda tidak memiliki Microsoft Office yang dimaksud, Anda tetap bisa menulis aksara ini menggunakan aplikasi WORLDPAD gratis bisa didownload di sini. Untuk menghidupkan keyboard Jawa, kita bisa klik icon keyboard kanan bawah. Jika tertulis "IND" artinya kita sedang menggunakan keyboard "Bahasa Indonesia", jika tertulis "ENG" artinya keyboard bahasa Inggris. Di bawah ini contoh bahwa keyboard yang saya gunakan adalah bahasa Indonesia. Begitu IND ditekan maka akan muncul pilihan keyboard lain, misalnya seperti ini Terlihat di situ bahwa kita bisa memilih berbagai jenis aksara yang lain. Pilih Javanese untuk mengetik aksara jawa. Begitu diklik maka tanda keyboard berubah menjadi seperti ini huruf bunyinya JA = JAWA Cara lain untuk berpindah keyboard adalah dengan menekan Windows Key Space Untuk pengguna Tablet tanpa keyboard fisik, Windows 10 juga menyediakan virtual keyboard, silahkan tekan gambar keyboard di taskbar, maka keyboard virtual akan muncul di layar Cara Penulisan Sekarang silahkan buka salah satu aplikasi dari Office 2016, bisa Word, Power Point, atau Excel. Di contoh berikut ini saya akan menggunakan Word.. Aksara Hanacaraka by default merupakan suku kata yang berbunyi "a" terdengar seperti "o" bagi telinga non-Jawa. Tekan tombol-tombol berikut untuk menuliskan ha [h], na [n], ca [c], ra [r], ka [k] da [d], t [t], sa [s], wa [w], la [l] pa [p], dha [shift+d], ja [j], ya [y], nya [z] ma [m], ga [g], ba [b], tha [;], nga [x] Untuk suku kata yang berbunyi selain "a" maka perlu diberikan sandangan i [I] atau [shift-i] â> disini [dIsInI] u [U] â> susu [sUsU] e taling [E] â> desa [dEs] e pepet [Q] â> kesini [kQsInI] o [O] â> koko [kOkO] Menulis suku kata dengan akhiran tertentu akhiran ângâ [X] â> berang [bQrX] akhiran ârâ [Z] â> mahar [mhZ] akhiran âhâ [H] â> rumah [rUmH] Menulis huruf mati di belakang suku kata, gunakan â/â di akhir suku kata sakit [skIt/] Menulis kombinasi konsonan pasangan Pada umumnya cukup tambahkan â/â di belakang huruf yang dimatikan. Misal sigma [sIg/m] Pasangan wa [W] â> bahwa [bhW] Pasangan la [L] â> kiblat [kIbLt/] Pasangan ya [Y] â> rakyat [rkYt/] Pasangan ra [R] â> tabrak [tbRk/], krupuk [kRUpUk/] Pasangan re pepet [F] â> nrenyuh [nFzUH] Menulis angka Tulis angka seperti biasa, misal tulis 1 untuk menulis angka 1 dalam aksara jawa Menulis tanda baca pada adeg-adeg [`] pada lingsa/koma [,] pada lungsi/titik [.] pada pangkat/titik dua [<] pada andap [^] pada madya [&] pada luhur [*] pada guru [` `] pada puncak [. .] Menulis Aksara Rekan ini merupakan aksara-aksara hasil serapan dari bahasa Arab dan Belanda kha [kM] dza [dM] fa [pM] va [wM] za [jM] gha [gM] Contoh Penulisan HANACARAKA [hncrk] NAMA SAYA HANA [nmsyhn] APA KABAR [hpkbZ] Contoh lagu gambang suling ditulis menggunakan aksara jawa Gambang suling, kumandhang suarane. [`gm/bXsUlIX, kUmn/DXs/wrnE.] Thulat thulit kepenak unine. [;Ult/;UlIt/kQpEnk/hUnInE.] UuuâŚuuuâŚuuuâŚuuuâŚunine mung [hUhUhUhUhUnInEmUX] Nrenyuhake baaâŚreng [nFzUHhkEbFX] Lan kentrung keâŚtipung suling [ln/kQn/tRUXkQtIpUXsUlIX] Sigrak kendhangane. [sIgRk/kQn/DXxn/nE.]Berikut ini adalah lagu Gambang Suling tertulis dalam format Unicode. Jika browser Anda mendukung diperlukan Edge atau Internet Explorer di Windows 10 maka Anda akan melihat aksara Jawa Hanacaraka yang tepat. Jika Anda menggunakan Firefox atau Chrome maka kemungkinan akan muncul spasi di antara beberapa huruf tertentu, ini disebabkan oleh rendering engine yang belum mendukung UNICODE secara sempurna. ęŚęŚŠę§ęڧęŚęŚąęŚ¸ęŚęŚśęŚę§ęŚęŚ¸ęŚŠęŚ¤ę§ęŚŁęŚęŚąęŚ¸ęŚŽęŚŤęŚ¤ęŚşę§ ęŚęڏęŚęŚęŚ ę§ęŚęڏęŚęŚśęŚ ę§ęŚęŚźęŚĽęŚşęŚ¤ęŚę§ęŚ˛ęŚ¸ęŚ¤ęŚśęŚ¤ęŚşę§ ęŚ˛ęŚ¸ęŚ˛ęŚ¸ęŚ˛ęŚ¸ęŚ˛ęŚ¸ęŚ˛ęŚ¸ęŚ¤ęŚśęŚ¤ęŚşęŚŠęŚ¸ęŚ ęŚ¤ęŚ˝ęŚęڏęŚęڞęŚęŚşęŚ§ęŚżęŚ ęŚęڤę§ęŚęŚźęŚ¤ę§ęŚ ęŚżęŚ¸ęŚęŚęŚźęŚ ęŚśęŚĽęŚ¸ęŚęŚąęŚ¸ęŚęŚśęŚ ęŚąęŚśęŚęŚżęŚę§ęŚęŚźęŚ¤ę§ęŚŁęŚęڤę§ęŚ¤ęŚşę§
Displaidi dekat pintu keluar tadi cuma menampilkan susunan sistem aksara asli Jawa yang galib disebut sebagai hanacaraka. Terdiri dari 20 aksara yang terbagi menjadi 4 larik. Tepat di bawah masing-masing aksaranya ada terjemahan bunyinya menurut alfabet Latin: Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga Memuat Legenda
Aksara Jawa Hanacaraka - Sejarah - Aksara Jawa Hanacaraka - Aksara Jawa Hanacaraka berasal dari aksara Brahmi yang asalnya dari Hindhustan. Di negeri Hindhustan tersebut terdapat bermacam-macam aksara, salah satunya yaitu aksara Pallawa yang berasal dari Indhia bagian selatan. Dinamakan aksara Pallawa karena berasal dari salah satu kerajaan yang ada di sana yaitu Kerajaan Pallawa. Aksara Pallawa itu digunakan sekitar pada abad ke-4 Masehi. Aksara Jawa Hanacaraka Di Nusantara terdapat bukti sejarah Aksara Jawa Hanacaraka berupa prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur, ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa. Aksara Pallawa ini menjadi ibu dari semua aksara yang ada di Nusantara, antara lain Aksara Jawa Hanacaraka , aksara Rencong aksara Kaganga, Surat Batak, Aksara Makassar dan Aksara Baybayin aksara di Filipina[1]. Profesor de Casparis dari Belanda, yaitu pakar paleografi atau ahli ilmu sejarah aksara, mengutarakan bahwa aksara hanacaraka itu dibagi menjadi lima masa utama, yaitu a. Aksara Pallawa Aksara Pallawa itu berasal dari India Selatan. Jenis aksara ini mulai digunakan sekitar abad ke 4 dan abad ke 5 masehi. Salah satu bukti penggunaan jenis aksara ini di Nusantara adalah ditemukannya prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur. Aksara ini juga digunakan di Pulau Jawa, yaitu di Tatar Sundha di Prasasti tarumanegara yang ditulis sekitar pada tahun 450 M. di tanah Jawa sendiri, aksara ini digunakan pada Prasasti Tuk Mas dan Prasasti Canggal. Aksara Pallawa ini menjadi ibu dari semua aksara yang ada di Nusantara, termasuk Aksara Jawa Hanacaraka. Kalau diperhatikan, aksara Pallawa ini bentuknya segi empat. Dalam bahasa Inggris, perkara ini disebut sebagai huruf box head atau square head-mark. Walaupun aksara Pallawa ini sudah digunakan sejak abad ke-4, namun bahasa Nusantara asli belum ada yang ditulis dalam aksara ini. Gambar Prasasti Yupa b. Aksara Kawi Wiwitan Perbedaan antara aksara Kawi Wiwitan dengan aksara Pallawa itu terutama terdapat pada gayanya. Aksara Pallawa itu dikenal sebagai salah satu aksara monumental, yaitu aksara yang digunakan untuk menulis pada batu prasasti. Aksara Kawi Wiwitan utamanya digunakan untuk nulis pada rontal, oleh karena itu bentuknya menjadi lebih kursif. Aksara ini digunakan antara tahun 750 M sampai 925 M. Prasasti-prasasti yang ditulis dengan menggunakan aksara ini jumlahnya sangatlah banyak, kurang lebih 1/3 dari semua prasasti yang ditemukan di Pulau jawa. Misalnya pada Prasasti Plumpang di daerah Salatiga yang kurang lebih ditulis pada tahun 750 M. Prasasti ini masih ditulis dengan bahasa Sansekerta. c. Aksara Kawi Pungkasan Kira-kira setelah tahun 925, pusat kekuasaan di pulau Jawa berada di daerah jawa timur. Pengalihan kekuasaan ini juga berpengaruh pada jenis aksara yang digunakan. Masa penggunaan aksara Kawi Pungkasan ini kira-kira mulai tahun 925 M sampai 1250 M. Sebenarnya aksara Kawi Pungkasan ini tidak terlalu banyak perbedaannya dengan aksara Kawi Wiwitan, namun gayanya saja yang menjadi agak beda. Di sisi lain, gaya aksara yang digunakan di Jawa Timur sebelum tahun 925 M juga sudah berbeda dengan gaya aksara yang digunakan di Jawa tengah. Jadi perbedaan ini tidak hanya perbedaan dalam waktu saja, namun juga pada perbedaan tempatnya. Pada masa itu bisa dibedakan empat gaya aksara yang berbeda-beda, yaitu; 1 Aksara Kawi Jawa Wetanan pada tahun 910-950 M; 2 Aksara Kawi Jawa Wetanan pada jaman Prabu Airlangga pada tahun 1019-1042 M; 3 Aksara Kawi Jawa Wetanan Kedhiri kurang lebih pada tahun 1100-1200 M; 4 Aksara Tegak quadrate script masih berada di masa kerajaan Kedhiri pada tahun 1050-1220 M d. Aksara Majapahit Dalam sejarah Nusantara pada masa antara tahun 1250-1450 M, ditandai dengan dominasi Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Aksara Majapahit ini juga menunjukkan adanya pengaruh dari gaya penulisan di rontal dan bentuknya sudah lebih indah dengan gaya semi kaligrafis. Contoh utama gaya penulisan ini adalah terdapat pada Prasasti Singhasari yang diperkirakan pada tahun 1351 M. gaya penulisan aksara gaya Majapahit ini sudah mendekati gaya modern. e. Aksara Pasca Majapahit Setelah naman Majapahit yang menurut sejarah kira-kira mulai tahun 1479 sampai akhir abad 16 atau awal abad 17 M, merupakan masa kelam sejarah aksara Jawa. Karena setelah itu sampai awal abad ke-17 M, hampir tidak ditemukan bukti penulisan penggunaan aksara jawa, tiba-tiba bentuk aksara Jawa menjadi bentuk yang modern. Walaupun demikian, juga ditemukan prasasti yang dianggap menjadi âmissing linkâ antara aksara Hanacaraka dari jaman Jawa kuna dan aksara Budha yang sampai sekarang masih digunakan di tanah Jawa, terutama di sekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sampai abad ke-18. Prasasti ini dinamakan dengan Prasasti Ngadoman yang ditemukan di daerah Salatiga. Namun, contoh aksara Budha yang paling tua digunakan berasal dari Jawa barat dan ditemukan dalam naskah-naskah yang menceritakan Kakawin Arjunawiwaha dan Kunjarakarna. Gambar Prasasti Ngadoman f. Munculnya Aksara Hanacaraka Baru Setelah jaman Majapahit, muncul jaman Islam dan juga Jaman Kolonialisme Barat di tanah Jawa. Dijaman ini muncul naskah-naskah manuskrip yang pertama yang sudah menggunakan aksara Hanacaraka baru. Naskah-naskah ini tidak hanya ditulis di daun palem rontal atau nipah lagi, namun juga di kerta dan berwujud buku atau codex âkondheksâ. Naskah-naskah ini ditemukan di daerah pesisir utara Jawa dan dibawa ke Eropa pada abad ke 16 atau 17. Gambar Naskah Aksara Jawa Bentuk dari aksara Hanacaraka baru ini sudah berbeda dengan aksara sebelumnya seperti aksara Majapahit. Perbedaan utama itu dinamakan serif tambahan di aksara Hanacaraka batu. Aksara-aksara Hanacaraka awal ini bentuknya mirip semua mulai dari Banten sebelah barat sampai Bali. Namun, akhirnya beberapa daerah tidak menggunakan aksara hanacaraka dan pindhah menggunakan pegon dan aksara hanacaraka gaya Durakarta yang menjadi baku. Namun dari semua aksara itu, aksara Bali yang bentuknya tetap sama sampai abad ke-20. Aksara Pallawa ini digunakan di Nusantara dari abad ke-4 sampai kurang lebih abad ke-8. Lalu aksara Kawi Wiwitan digunakan dari abad ke-8 samapai abad ke-10, terutama di Jawa Tengah. Sejarah Aksara Jawa Hanacaraka Konon sejarah yang berkembang di bumi Nusantara ini mengenai munculnya Aksara Jawa Hanacaraka dilatarbelakangi dari cerita pada jaman dahulu, di Pulau Majethi hidup seorang satria sakti mandraguna bernama Ajisaka. Sang Satria mempunyai dua orang punggawa, Dora dan Sembada namanya. Kedua punggawa itu sangat setia kepada pemimpinnya, sama sekali tidak pernah mengabaikan perintahnya. Pada suatu hari, Ajisaka berkeinginan pergi berkelana meninggalkan Pulau Majethi. Kepergiannya ditemani oleh punggawanya yang bernama Dora, sementara Sembada tetap tinggal di Pulau Pulo Majethi, diperintahkan menjaga pusaka andalannya. Ajisaka berpesan bahwa Sembada tidak boleh menyerahkan pusaka tersebut kepada siapapun kecuali kepada Ajisaka sendiri. Sembada menyanggupi akan melaksanakan perintahnya. Pada masa itu di tanah Jawa terdapat negara yang terkenal makmur, tertib, aman dan damai, yang bernama Medhangkamulan. Rajanya bernama Prabu Dewatacengkar, seorang raja yang luhur budinya serta bijaksana. Pada suatu hari, juru masak kerajaan mengalami kecelakaan, jarinya terbabat pisau hingga terlepas. Ki Juru Masak tidak menyadari bahwa potongan jarinya tercebur ke dalam hidangan yang akan disuguhkan kepada Sang Prabu. Ketika tanpa sengaja memakan potongan jari tersebut, Sang Prabu serasa menyantap daging yang sangat enak, sehingga ia mengutus Sang Patih untuk menanyakan kepada Ki Juru Masak. Setelah mengetahui bahwa yang disantap tadi adalah daging manusia, sang Prabu lalu memerintahkan Sang Patih agar setiap hari menghaturkan seorang dari rakyatnya untuk santapannya. Sejak saat itu Prabu Dewatacengkar mempunyai kegemaran yang menyeramkan, yaitu menyantap daging manusia. Wataknya berbalik seratus delapanpuluh derajat, berubah menjadi bengis dan senang menganiaya . Negara Medhangkamulan beubah menjadi wilayah yang angker dan sepi karena rakyatnya satu persatu dimangsa oleh rajanya, sisanya lari menyelamatkan diri. Sang Patih pusing memikirkan keadaan, karena sudah tidak ada lagi rakyat yang bisa dihaturkan kepada rajanya Pada saat itulah Ajisaka bersama punggawanya Dora tiba di Medhangkamulan, heranlah Sang Satria melihat keadaan yang sunyi dan menyeramkan itu, maka ia lalu mencari tahu penyebabnya. Setelah mendapat keterangan mengenai apa yang sedang terjadi di Medhangkamulan, Ajisaka lalu menghadap Rekyana Patih, menyatakan kesanggupannya untuk menjadi santapan Prabu Dewatacengkar. Pada awalnya Sang Patih tidak mengizinkan karena merasa sayang bila Ajisaka yang harus disantap Sang Prabu, namun Ajisaka sudah bulat tekadnya, sehingga akhirnya iapun dibawa menghadap Sang Prabu. Sang Prabu tak habis pikir, mengapa Ajisaka mau menyerahkan jiwa raganya untuk menjadi santapannya. Ajisaka mengatakan bahwa ia rela dijadikan santapan sang Prabu asalkan ia dihadiahi tanah seluas ikat kepala yang dikenakannya . Di samping itu, harus Sang Prabu sendiri yang mengukur wilayah yang akan dihadiahkan tersebut. Sang Prabu menyanggupi permintaannya. Ajisaka kemudian mempersilakan Sang Prabu menarik ujung ikat kepalanya. Sungguh ajaib, ikat kepala itu seakan tak ada habisnya . Sang Prabu Dewatacengkar terpaksa semakin mundur dan semakin mundur, sehingga akhirnya tiba ditepi laut selatan. Ikat kepala tersebut kemudian dikibaskan oleh Ajisaka sehingga Sang Prabu terlempar jatuh ke laut. Seketika wujudnya berubah menjadi buaya putih . Ajisaka kemudian menjadi raja di dinobatkan menjadi raja Medhangkamulan, Ajisaka mengutus Dora pergi kembali ke Pulau Majethi menggambil pusaka yang dijaga oleh Sembada. Setibanya di Pulo Majethi, Dora menemui Sembada dan menjelaskan bahwa ia diperintahkan untuk mengambil pusaka Ajisaka. Sembada tidak mau memberikan pusaka tersebut karena ia berpegang pada perintah Ajisaka ketika meninggalkan Majethi. Sembada yang juga melaksanakan perintah Sang Prabu memaksa meminta agar pusaka tersebut diberikan kepadanya. Akhirnya kedua punggawa itu bertempur. Karena keduanya sama-sama sakti, peperangan berlangsung seru, saling menyerang dan diserang, sampai keduanya sama-sama tewas Arti dan Makna dari Huruf HANACARAKA Ha Hana hurip wening suci â adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara â pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi â arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal Ra Rasaingsun handulusih â rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana â hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan â menerima hidup apa adanya Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa â mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup Sa Sifat ingsun handulu sifatullah â membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan Wa Wujud hana tan kena kinira â ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas La Lir handaya paseban jati â mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi Pa Papan kang tanpa kiblat â Hakekat Allah yang ada disegala arah Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane â Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar Ja Jumbuhing kawula lan Gusti â Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi â yakin atas titah/kodrat Illahi Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki â memahami kodrat kehidupan Ma Madep mantep manembah mring Ilahi â yakin/mantap dalam menyembah Ilahi Ga Guru sejati sing muruki â belajar pada guru nurani Ba Bayu sejati kang andalani â menyelaraskan diri pada gerak alam Tha Tukul saka niat â sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan Nga Ngracut busananing manungso â melepaskan egoisme pribadi manusia Bagaimana Sahabat NusaPedia Mengenai Sejarah Jawa Hanacaraka nantikan Artikel Sejarah NusaPedia Di Edisi Berikutnya
Garapan4 : Ngowahi Paragraf Mawa Aksara Latin Dadi Aksara Jawa Paragraf ing ngisor iki owahana nganggo Aksara Jawa bebarengan ing sajrone kelompok! Saiki, ing taun 2014 kita mengeti dina kamardikan kang kaping 69. Upama umure manungsa wis kalebu dewasa, klebu wis kepara tuwa. Mula ayo padha mandhiri, takon marang diri pribadi.8cpeF4F.